KUTIPAN
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen : Nur Aini Puspitasari, M.Pd.
Kelompok
4
Adjie
Pamungkas (1601115021)
Aan
Andianah (1601115031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Kutipan" ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan kutipan dan diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai kutipan.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta, 07 Mei 2017
Penulis
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Kutipan" ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan kutipan dan diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai kutipan.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta, 07 Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan Jenis Kutipan
1.
Definisi Kutipan
2.
Jenis Kutipan
B.
Teknik Mengutip dalam Kutipan
1.
Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a.
Kutipan Langsung
b.
Kutipan Tidak Langsung
2.
Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
a.
Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
b.
Catatan Kaki (Foot Note)
C.
Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
1.
Menerangkan Kutipan
2.
Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
3.
Menyimpulkan Beberapa Kutipan
4.
Membandingkan Beberapa Kutipan
BAB III
SIMPULAN
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk selalu memngembangkan dan mempublikasikan
hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat
dinikmati oleh masyarakat. Salah satu
bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku
since, dan lain sebagainya. Dalam
pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan lepas dari yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan
dalam hal ini adalah teori – teori dari berbagai sumber baik diambil dari
kamus, ensiklopedi, artikel, laporan,
buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan
karya tulis tersebut. Dalam pengambilan
informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan
dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.
Sungguh ironis jika sampai saat ini masih
banyak para terpelajar yang kadang masih
salah dalam melakukan kutipan. Karena
pentingnya mengutip dengan cara yang
benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya
makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa dan
para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar
berdasarkan sumber rujukan yang diambil.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi dan jenis dalam kutipan?
2.
Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan?
3.
Bagaimana kiat-kiat mengutip sebuah kutipan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan.
2.
Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan
yang benar.
3.
Untuk mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
dan Jenis Kutipan
1.
Definisi Kutipan
Kutipan
adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli
di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan
para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal
baik dalam buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).
2.
Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua
jenis, antara lain:
a. Kutipan
langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman
pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat
dari sumber teks asli.
b. Kutipan
tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah
pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.
Dari
kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan tidak
langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya,
kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan,
sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti
sarinya saja.
B.
Teknik Mengutip dalam Kutipan
Teknik mengutip digolongkan
menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan ternik mengutip berdasarkan
penulisan sumbernya.
1.
Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a.
Kutipan Langsung
Secara
mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-masing pola
ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4
baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
1) Kutipan
terintegarasi dengan teks;
2) Kutipan
diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3) Jika
teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5
spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan
sumber referensi.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Pembelajaran
sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh Dimyati
dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan
guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun
kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
1) Kutipan
dipisahkan dari teks utama;
2) Kutipan
tidak diawali dengan tanda kutip;
3) Kutipan
ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.
Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Strategi
pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 8)
memiliki pengertian,
Pola
keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program
belajar keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat
diciptakan situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan
aktivitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan
keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang
perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah teknik menghilangkan bagian
yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang ingin dikutip
terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu
dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih
banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan
titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri
pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman (2009:34)
adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang
dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena
ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka dilakukan
penghilangan seperti ini:
Ciri
pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
b.
Kutipan Tak Langsung
Karakteristik
kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat dari
teknis penulisannya berikut.
1) Terintegarasi
dengan teks utama;
2) Tidak
diapit oleh tanda kutip;
3) Teks
kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika
1,5 atau 2 spasi;
4) Mencantumkan
sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan
kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya. Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro
menyatakan bahwa, “permajasan (figure of
thought) merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna
harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna
yang tersirat.”
2.
Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
a.
Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber
rujukan digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun
majalah yang tidak memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki.
Semua itu dilakukan karena body note memudahkan dalam proses tata letak baik
pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena body note memiliki pola
pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur
tersebut yakni, nama pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang
cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit
yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada
awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman teks yang
kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note
selalu menggunakan tanda kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang
dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda
kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta
halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto
(2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah
sumber kutipan bisa diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan.
Bergantung pada bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.
b.
Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam
tugas-tugas perkuliahan seprti pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun
desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian ilmiah yang menggunakan catatan
kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan
pembaca untuk mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh
seorang penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai
unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan
halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.
1) Nomer
petunjuk
Nomer petunjuk letaknya
di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas dan berurutan secara
berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab
sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang
nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama
pengarang
Nama pengarang ditulis
seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak dicantumkan.
3) Judul
karangan
Judul juka besumber dari
buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber dari majalah, koran,
atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4) Data
kepustakaan
Data kepustakaan meliputi
kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada didalam tanda
kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian
ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan nama
penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal
dari jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal,
majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan.
Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama laman ( website)
diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir
catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan hlm. Atau hal., yang
kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah
kemudian diakhiri dengan tanda titik.
1) Contoh
dari buku
1Henry
Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 5.
2) Contoh
non buku
1Syarif
Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
2
Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.
Kasus lain yang
sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet adalah nama
pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan
sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah
anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber
rujukan mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika
sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan
selanjutnya cukup diwakili dengan istilah
ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.
Ibid. Merupakan
singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah
dikutip berasal dari sumber rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.
Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman
karena halaman tersebut berbeda. Jika halamannya sama, maka cukup ditulis
dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti
pada karya yang telah dikutip. Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang
telah dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan
jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber yang sama, akan tetapi
akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang
sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun
internet, akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1 Isjoni,
Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta,2009) hlm. 17.
2 Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading
and (CIRC)”diunduh dari http://gurupkn.wordpress.com
pada tanggal 10 Januari 2013.
3
Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4
Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3
merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan merujuk pada buku Isjoni. Nama
dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak tertukar dengan rujukan
lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima, maka jika
dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena
memangdalam internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi
pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan
sebelumnya.
C.
Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
Membuat karangan bukan hanya
menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk kemudian digabungkan antara satu
pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan, maka karya tersebut akan
terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru yang
menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
Karangan
yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli mengenai
suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara
pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber
rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
1. Menerangkan
Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk
membahas kembali kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan
mengkaaitkan antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan
contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan
dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat komunikasi primer
yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia,
bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan
antara bhasa dengan benda yang disimbolkannya.
2. Memperkuat
Gagasan dengan Kutipan
Jika menerangkan kutipan,
letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam memperkuat gagasan ini,
kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan tersebut
seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh,
perhatika paragraf ini:
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia
akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat
bagi mereka yang tunarungu dan wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan
untuk memberikan bahasanya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan
alat primer untuk berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam
Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.
3. Menyimpulkan
Beberapa Kutipan
Dalam menyimpulkan
beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan tersebut harus satu
satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi
pada penjabaran mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu
kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa
(2005:1), dibagi menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Adapun menurut
Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia secara sadar. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang dilakukan oleh
masyarakat dengan menggunakan alat ucap manusia yang dilakukan secara sadar
dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer.
4. Membandingkan
Beberapa Kutipan
Untuk membandingkan
beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan menyimpulkan yakni konsep sama.
Namun dalam membandingkan beberapa kutipan ini, dari kesamaan tersebut penulis dituntut untuk
mengidentifikasikan perbedaan yang ada antara satu kutipan dengan kutipan lain.
Jadi yang dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan. Perhatikan contoh
berikut:
Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa
adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit berbeda dengan yang
disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi bahasa sebagai
sebagai sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasa bunyi yang yang
dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
Pendapat Wibowo
senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
BAB III
SIMPULAN
A. Simpulan
Kutipan
adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli
di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan
para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya
dan teknik mengutip berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat
body note dan foot note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya menerangkan
kutipan, memperkuat gagasan dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan
membandingkan beberapa kutipan.
B.
Saran
Mengutip
adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan. Tentunya dalam
mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa sembarangan dalam
mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam
membuat kutipan dan menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk
Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT
Grasindo.